NGAYUN, SEBUAH TRADISI TURUN TEMURUN DI KARAWANG || AQIQAH KARAWANG
“Karawang...
Tandang makalang
Ngawangun sagala idang
Karawang...
Kota Karawang
Berjuang gagah
bertentang
Mugia sing cinekanan
Cita-cita na Karawang
Sing laksana sagala
anu diseja..”
(Potongan dari lirik Lagu Kota Karawang, dinyanyikan oleh Asep Darso,
diambil di baraya-kampungsawah.blogspot.com)
Hai
Semua! Mari kita luangkan waktu sejenak untuk membaca. Jangan lupa baca doa ya!
Dilihat
dari lirik lagu yang kutulis di atas, bisa ditebak dong kita akan pergi ke mana
kali ini? Benar sekali! Kota Karawang.
Diambil dari penginapan.net |
Sebelum
menilik lebih lanjut tentang Kota Karawang, kita perlu lihat lebih jelas
tentang kota yang satu ini.
Di dalam
situs kongres.kebudayaan.id, bisa dicari tentang Karawang. Di sini disebutkan
bahwa Karawang merupakan wilayah pesisir pantai utara Jawa bagian barat yang merupakan
bagian dari Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan nilai sejarah, Karawang memiliki
perjalanan sejarah yang cukup panjang. Penelitian menunjukkan bahwa Karawang
berawal dari sebuah emporium (pelabuhan) bernama Ko-ying yang kemudian masuk
dalam kekuasaan Kerajaan Tarumanegara pada abad 3 hingga 6, kemudian diteruskan
oleh Kerajaan Sunda pada abad 7 hingga 15.
Kebudayaan
Karawang telah terbentuk selama ribuan tahun silam dan memiliki budaya yang
sangat kuat. Sejak zaman dahulu kala, Karawang sudah menjadi kota yang penuh
warna dengan percampuran bahasa, adat, dan keyakinan. Meskipun kebudayaannya
didominasi oleh Sunda, tetapi kebudayaan lain seperti Jawa, Cina, dan Melayu
juga berkembang cukup baik di sana.
Hal yang
membuat Karawang istimewa adalah, di sana terdapat banyak sekali adat-istiadat
juga ritual yang dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk merayakan momen-momen
tertentu. Tentunya, setiap adat atau ritual berkaitan dengan perkumpulan dan
makanan, hehe. Tapi jangan salah, tiap adat atau ritual yang mereka laksanakan
memiliki arti dan nilai luhur, tidak asal-asalan merayakannya.
Dari
sini, kira-kira sudah sedikit bisa membayangkan bagaimana suasana di Kota
Karawang, kan?
Berikutnya,
aku akan membahas tentang satu ritual yang menarik banget untuk diulas. Kita
semua tahu bahwa Karawang memiliki berbagai macam adat dan ritual, salah
satunya adalah ritual yang dilakukan tujuh hari setelah kelahiran bayi.
Ya,
benar! Tradisi Ngayun.
Ngayun,
sebuah tradisi turun temurun di Karawang. Sebuah tradisi yang dilakukan untuk
mendoakan dan memberi nama pada bayi yang baru lahir.
Diambil dari merdeka.com |
Di dalam
pelitakarawang.com dijelaskan bahwa, banyak sekali makna yang tersirat di dalam
tradisi Ngayun. Selain pemberian nama, ada makna lain yang tersirat, yakni “Tandang
Makalangan” untuk sang bayi baru lahir, artinya “anak manusia yang siap bertarung
dalam kehidupan mendatang.
Selain
pemberian nama, di dalam tradisi ini akan dilakukan pembacaan sholawat,
jampi-jampi oleh ema paraji, dan tawur uang, yang mana uang akan dilemparkan ke
anak-anak, bisa juga ke para ramu dewasa juga. Selain itu, menarik kelapa tua
memutari rumah si orangtua, menginjak uang oleh sang bayi, dan di penghujung
acara kegiatan dibacakan tahlil secara bersamaan oleh kaum bapak yang dipimpin
oleh ustad serta makan bersama sebagai penutup ritual.
Banyak
juga ya acaranya? Sudah pasti yang menyenanglan adalah acara melempar dan
menangkap uang ke para tamu dan makan-makan ya?
Di dalam merdeka.com disebutkan 4 tujuan dijalankannya ritual atau tradisi Ngayun di Karawang, yakni :
1. Menghindarkan musibah bagi bayi yang baru lahir.
Di dalam tradisi Ngayun ada prosesi di mana orangtua akan memasangkan untaian yang diikatkan ke kain samping (untuk menggendong bayi) sebagai upaya simbolis perlindungan akan hal yang bersifat sia-sia serta kejahatan.
Hal ini diharapkan agar bayi kelak terhindar dari segala macam musibah dan kejahatan.
2. Melancarkan rezeki pada bayi yang baru lahir.
Diambil dari merdeka.com |
Di dalam traadisi Ngayun ada prosesi di mana bayi yang berusia 7 hari dibantu dengan orangtuanya akan menginjakkan kakinya di atas lembaran uang atau uang koin dan perhiasan untuk pertama kalinya.
Hal ini diharapkan agar kelak si kecil mendapatkan keberkahan dan rezeki yang cukup di kehidupannya.
3. Menghalau berbagai macam penyakit.
Di dalam tradisi Ngayun ada prosesi menempelkan kaki ayam ke tubuh sang bayi.
Hal ini diharapkan agar kelak di kemudian hari bayi terhindar dari penyakit yang berbahaya dan menyebabkan penderitaan. Simbol kegiatan ini dimaksudkan agar penyakit-penyakit yang akan menyerang ke tubuh sang bayi terlebih dahulu diserap dan dibawa menuju kaki ayam tersebut.
4. Mendoakan bayi
Di dalam tradisi Ngayun ada prosesi di mana bayi akan diayun-ayunkan dengan kain untuk menggendong tadi sambil diberi nama sesuai dengan keinginan orangtua.
Setelah prosesi pemberian nama selesai, tokoh agama atau dukun bayi akan membacakan doa khusus berupa tahlil yang diiringi kaum pria.
Bagaimana?
Cukup banyak bukan prosesi ritual atau tradisi Ngayun pada bayi berusia 7 hari
di Karawang? Tentunya prosesi tersebut memiliki makna yang tersirat di dalamnya
dan makna tersebut mengandung nilai positif.
Islam
juga ada tradisi di acara 7 hari setelah kelahiran bayi. Tapi, tidak sebanyak
itu prosesi yang harus dilakukan orangtua bayi.
Di dalam
Islam, dianjurkan menyembelih 2 ekor kambing untuk anak laki-laki yang baru
lahir, atau 1 ekor kambing untuk anak perempuan yang baru lahir. Kambing
disembelih sambil dibacakan doa dan niat untuk bayi yang baru lahir tersebut.
Setelah itu, dagingnya bisa dimasak, dikonsumsi dalam acara keluarga, atau
dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.
Betul
sekali! Tradisi itu dinamakan Aqiqah.
Dilihat
sekilas, tradisi Aqiqah sangat erat hubungannya dengan tradisi Ngayun yang ada
di Karawang. Mereka sama-sama dilaksanakan 7 hari setelah kelahiran bayi.
Meskipun aqiqah tidak harus dilaksanakan di hari ketujuh, boleh dilakukan
afdholnya di kelipatan tujuh atau saat orangtua memiliki kesanggupan untuk
melaksanakan aqiqah.
Kabar
baiknya, tidak perlu repot-repot menyembelih sendiri kambing aqiqah untuk dapat
melaksanakan sunnah Nabi ini. Aqiqah Karawang Nurul Hayat siap membantu
melaksanakan aqiqah.
PAKET AQIQAH KARAWANG
Aqiqah
Karawang nurul Hayat menyediakan beberapa paket yang nantinya bisa dipilih,
mana yang sesuai dengan kebutuhan. Ada paket masak, yang nantinya akan dikirim
berupa pancian dan nanti dikemas sendiri oleh tuan rumah. Ada juga paket
kotakan yang mana lebih praktis, jadi tuan rumah tidak perlu repot lagi, karena
paket kotakan ini sudah lengkap, tinggal dibagikan saja. Paket Aqiqah Karawang bisa
dipilih menyesuaikan kebutuhan.
Sate dan Gule Nurul Hayat |
HARGA PAKET AQIQAH
Ini dia
yang sering ditanyakan. Harga Paket Aqiqah. Tidak perlu khawatir lagi, meskipun
brand Aqiqah Nurul Hayat sudah sering dipakai oleh para artis, harga paket
aqiqah yang ditawarkan tidak sampai menguras dompet! Sangat terjangkau dengan
kualitas bintang lima.
KAMBING
AQIQAH
Kambing
aqiqah yang digunakan juga sudah sesuai dengan kriteria kambing aqiqah. Aqiqah
Karawang Nurul Hayat juga amanah dalam melaksanakan syariat Islam ketika
menyembelih kambing aqiqahnya.
Jadi,
saat tengah melaksanakan tradisi Ngayun, atau ingin melaksanakan tradisi sesuai
sunnah Nabi untuk sang buah hati, Aqiqah Karawang Nurul Hayat pilihan yang
terbaik tentunya!
Jl Arie
Rahman Hakim No 17 Kelurahan Karawang Kulon
Kecamatan
Karawang Barat – Kabupaten Karawang
Jawa
Barat
082322228843
Hi
All...! Feel free to check this out! Dont forget to comment and follow my page,
TYSM!
MenengokSang Mutiara dari Priangan Timur
UniknyaKampung Adat Cireundeu Kota Cimahi
MakananFavorit nan Mendunia yang Lahir Di Purwakarta
WolfGirl and Black Prince – My Anime Review